Senin, 01 Desember 2014

Tulisan Softskill bahasa indonesia 2

 MACAM -MACAM TIPE MAHASISWA


Sejak awal, mahasiswa memposisikan diri sebagai barisan intelektual dalam mengawal pembangunan bangsa yang ideal. 
Namun paradigma yang saat ini lebih dominan beredar di mahasiswa Indonesia sebagai insan akademik adalah “Lulus cepat, langsung kerja.” Sehingga yang sering terjadi adalah penanggalan peran penting mahasiswa sebagai pengabdi masyarakat, seperti yang dituangkan dalam Tridharma Perguruan Tinggi.
Paradigma ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi dan pendidikan Indonesia yang sedang terpuruk.Orientasi mahasiswa saat ini lebih pragmatis ketimbang idealis ditambah lagi budaya individualis yang terus mengakar dan merasuk dalam kepribadiannya. Konsekuensi logis dari kentalnya orientasi ini adalah terpolanya perilaku-perilaku oportunistis yang negatif. Mahasiswa saat ini masih berpikir, “Bagaimana cara yang instan untuk mendapatkan nilai yang baik?” Pemikiran seperti demikian telak sekali adaptasi dari hukum ekonomi klasik, “Dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.” Akhirnya jalan-jalan culas pun dihalalkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal bagi kepentingan pribadi. Ironinya ketika kita melihat seorang aktivis pembela mahasiswa dan rakyat kecil dari jeratan koruptor yang setelah melakukan aksi, mereka mencontek saat ujian. Inilah sebuah fenomena yang disebut-sebut sebagai bibit-bibit koruptor.
Fenomena lain adalah polarisasi antara kegiatan akademik dan organisasi. Jarang sekali ada mahasiswa yang dapat menjalankan dua kegiatan ini dengan baik. Mahasiswa yang memiliki pilihan ekstrim terhadap kegiatan akademik (study oriented) kurang bisa memberikan kontribusi riil kepada masyarakatnya. Dalam menjalani kehidupan pasca-kampus, seorang mahasiswa yang IP oriented kurang memiliki kecakapan untuk dapat bekerja secara tim, sehingga saat ini banyak perusahaan yang memiliki persyaratan khusus mengenai riwayat organisasi. Dalam titik ekstrim yang lain, mahasiswa yang organization oriented juga memiliki permasalahan krusial. Dengan fokus yang sangat berlebihan terhadap kehidupan berorganisasinya, mahasiswa tipe organization oriented ini tidak memiliki prestasi akademik yang baik, atau dalam sebuah guyonan sering dikatakan ‘nasakom’ (nasib IPK satu koma)


Berikut ini saya coba menggolongkan tipe-tipe mahasiswa menurut serial televisi ON THE SPOT :


1. Mahasiswa Pemimpin

Tipe mahasiswa seperti ini selalu kelihatan mencolok dan aktif dibandingkan dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Hidupnya di perkuliahan sangat variatif kegiatan, dan ia tidak hanya belajar dari kuliah namun juga belajar dari lingkungan. Biasanya ni mahasiswa gak pengen cepet-cepet tamat, karena ia sedang mencari pengalaman yang sebesar-besarnya untuk menjadi pemimpin dimasa depan. Cita-cita biasanya ingin menjadi pemimpin Perusahaan atau bahkan Presiden...

2. Mahasiswa Pemikir

Tipe mahasiswa ini selalu mikir melulu, gak pernah ada implementasinya, yang akhirnya ia belajar terus tanpa menghiraukan sekitarnya agar bisa mendapatkan jawaban atas apa yang dipikirkannya. Biasanya ni mahasiswa kalo udah lulus ntar jadi ilmuan mungkin...

3. Mahasiswa Santai

Tipe mahasiswa ini gak banyak mikir, selalu menjalani kehidupan apa adanya, ya... istilahnya ngikut aja gitu... Yang penting enjoy. Biasanya ni mahasiswa aktif di bidang seni dan olahraga, seperti band dan basket. Dia nggak terlalu memikirkan kuliah. Karena yang penting dalam hidunya santai. Biasanya ni mahasiswa lama sekali lulusnya, karena nilainya juga santai...
 
4. Mahasiswa Mencari Cinta

Tipe mahasiswa ini tidak terlalu memikirkan kuliah, tetapi yang dipikirkannya adalah CINTA, yang penting baginya ia mendapatkan pacar yang setia. Biasanya mahasiswa ini pengen cepet-cepet tamat biar bisa cepet-cepet kimpoi...

5. Mahasiswa Jomblo

Tipe mahasiswa ini tergadang dianggap menyedihkan, karena katanya gak laku-laku, tapi terkadang mahasiswa jomblo bukan karena gak laku-laku tetapi karna ia memang nggak pengen pacaran demi merah cita-citanya dimasa depan... Vivat Jomblo...

6. Mahasiswa Usil

Tipe mahasiswa ini sangat senang apabila orang menderita, contohnya sebelum dosen masuk kelas, ia akan mengganti kursi dosen dengan kursi yang rusak, biar dosennya patah tulang, atau sebelum dosen masuk ia menulis kertas dipintu kelas bahwa kelas hari ini dibatalkan.

7. Mahasiswa Nggak jelas

Nah ini tipe mahasiswa yang nggak bisa di katagorikan, karena terkadang ia seperti pemimpin, terus terkadang ia hilang ntah kemana, eh tau-taunya malah ketemu di mal sama pacarnya, terus kalo malam nongkrong-nongkrong , kalo ujian belajarnya ngalahin ilmuan.

sumber :
http://slamethidayatulloh.weebly.com/tulisan-bahasa-indonesia-2/category/tulisan%20softskill%20bahasa%20indonesia%202%20tipe%20mahasiswaad98896bd7

TULISAN Softskill Bahasa Indonesia 2

Keunikan dan Kelemahan Bahasa Indonesia Dibanding Bahasa Lain 

Nama : GUSTI ANI YUNITA
NPM : 23212218
Kelas : 3 EB22


Tidak ada yang dapat menyangkal, bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa menjadi alat yang paling efektif dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya, bahasa menjadi sangat beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.
Berikut ini adalah keunikan dan kelemahan bahasa indonesia dibanding dengan bahasa lain didunia :
Keunikan

  • Bahasa Indonesia dipelajari lebih dari 45 Negara di dunia
Bahasa merupakan hal yang sangat penting di dalam melakukan komunikasi. Suatu bangsa akan lebih dikenal, apabila, bahasa nasionalnya menjadi salah satu bahasa yang dipergunakan oleh bangsa lain di dunia.
Walaupun yang paling efektif merubah citra adalah merubah realitas, namun peran budaya dan bahasa Indonesia dalam diplomasi sangat krusial. Tingginya minat orang asing belajar bahasa dan budaya Indonesia harus disambut positif. Kalau perlu, Indonesia menambah Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara, guna membangun saling pengertian dan perbaiki citra .
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Andri Hadi mengemukakan hal itu, ketika tampil pada pleno Kongres IX Bahasa Indonesia, yang membahas Bahasa Indonesia sebagai Media Diplomasi dalam Membangun Citra Indonesia di Dunia Internasional, Jakarta.
“Saat ini ada 45 negara yang ada mengajarkan bahasa Indonesia, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan banyak negara lainnya,” katanya. Mengambil contoh, Australia, Andri Hadi menjelaskan, di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat. Ada sekitar 500 sekolah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan, anak-anak kelas 6 sekolah dasar ada yang bisa berbahasa Indonesia.
Untuk kepentingan diplomasi, dan menambah pengetahuan orang asing tentang bahasa Indonesia, menurut Dirjen Informasi dan Diplomasi Deplu ini, modul-modul bahasa Indonesia di internet perlu diadakan, sehingga orang bisa mengakses di mana saja dan kapan saja.
Di samping itu, keberadaan Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara sangat membantu dan penting. Negara-negara asing gencar membangun pusat kebudayaannya, seperti China yang dalam tempo 2 tahun membangun lebih 100 pusat kebudayaan. Sedangkan bagi Indonesia, untuk menambah dan membangun Pusat Kebudayaan terkendala anggaran dan sumber daya manusia yang handal.
Dalam sesi pleno sebelumnya, Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Dendy Sugono yang berbicara tentang Politik Kebahasaan di Indonesia untuk Membentuk Insan Indonesia yang Cerdas Kompetitif di atas Fondasi Peradaban Bangsa, mengatakan, tuntutan dunia kerja masa depan memerlukan insan yang cerdas, kreatif/inovatif, dan berdaya saing, baik lokal, nasional, maupun global.
Untuk memenuhi keperluan itu, sangat diperlukan keseimbangan penguasaan bahasa ibu (bahasa daerah), bahasa Indonesia, dan bahasa asing untuk mereka yang berdaya saing global, tandasnya.
Dendy Sugono melukiskan, kebutuhan insan Indonesia cerdas kompetitif itu, untuk lokal meliputi kecerdasan spiritual, keterampilan, dan bahasa daerah . Untuk kebutuhan nasional meliputi kecerdasan emosional, kecakapan, dan bahasa Indonesia. Sedangkan untuk global, dibutuhkan kecerdasan intelektual, keunggulan, dan bahasa asing.
Artinya, orang Indonesia sudah bisa mempergunakan bahasa Indonesia di 45 negara tersebut. 

  • Dijadikan Bahasa Resmi Ke-2 di Vietnam
Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, mengumumkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi Demikian Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City
“Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan,” ujarnya. Guna mengembangkan dan memperlancar studi Bahasa Indonesia, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia di kota itu membantu berbagai sarana yang diperlukan beberapa universitas, kata Irdamis.
Sarana yang dibantu antara lain peralatan komputer, alat peraga, bantuan dosen dan bantuan keuangan bagi setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya promosi Bahasa Indonesia di wilayah kerja universitas masing-masing.
Perguruan tinggi itu juga mengadakan lomba pidato dalam Bahasa Indonesia, lomba esei tentang Indonesia dan pameran kebudayaan. Universitas Hong Bang, Universitas Nasional HCMC dan Universitas Sosial dan Humaniora membuka studi Bahasa Indonesia.
“Jumlah mahasiswa yang terdaftar sampai Nopember 2008 sebanyak 63 orang dan menurut universitas-universitas itu, minat untuk mempelajari Bahasa Indonesia cenderung meningkat,” kata Irdamis.
Ia berpendapat sebagian pemuda Vietnam melihat adanya keperluan untuk mempelajari Bahasa Indonesia, mengingat kemungkinan meningkatnya hubungan bilateral kedua negara yang berpenduduk terbesar di ASEAN di masa depan.

  • Wikipedia bahasa Indonesia yang menduduki peringkat ke 26 di dunia dan Terbesar Ketiga di Asia
Menulis ensiklopedia bebas di internet semakin digemari masyarakat Indonesia. Bahkan ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, Wikipedia Indonesia, telah menjadi ensiklopedia elektronik terbesar ketiga setelah Wikipedia berbahasa Jepang dan Mandarin. “Wikipedia Indonesia kini berada di peringkat 26 dari 250 Wikipedia berbahasa asing di dunia.
sumber : wikipedia
  • Bahasa Indonesia bahasa ketiga yang paling banyak digunakan pada wordpress
Posisi pengguna asal Indonesia di industri digital dunia semakin meningkat. Ini terlihat dari posisi bahasa Indonesia dalam layanan WordPress yang menempati peringkat ketiga, setelah Inggris dan Spanyol, sebagai bahasa yang paling banyak digunakan.
Menurut catatan Chief Executive Officer Matt Mullenweg, kira-kira 200 juta laman WordPress berbahasa Indonesia dibuka tiap bulan. Dan ada sekitar 1,7 juta blog berbahasa Indonesia di WordPress.
"Jadi pertumbuhannya sangat positif," katanya dalam kunjungannya ke Jakarta baru-baru ini. Selain mengunjungi Jakarta, dia juga menyambangi Korea Selatan, Singapura, Jepang, Filipina, dan Australia.
Lewat perjalanan bisnis ini, dia berharap bisa lebih memahami keberagaman kultur, mengenal lebih dekat para pengguna WordPress, dan mengembangkan rencana kerja perusahaan sambil merekrut lebih banyak tenaga kerja, khususnya dalam bidang layanan pelanggan dan promosi.
Saat ini WordPress tidak bisa diakses di Cina karena terkena blok pemerintah setempat. Sebab, ada aturan yang mengharuskan perusahaan melakukan penyensoran terhadap isi yang tidak disetujui pemerintah di sana.
Ihwal pengembangan bisnis, menurut Mullenweg, perusahaannya saat ini baru menggunakan dana sekitar US$ 12 juta (sekitar Rp 132 miliar). Baru-baru ini mereka mendapatkan tambahan modal sekitar US$ 160 juta (sekitar Rp 176 miliar) dari induk perusahaan, yaitu Automattic.
Sekitar 90 persen dana akan digunakan untuk pengembangan fitur dan infrastruktur layanan WordPress.

  • Bahasa dan Musik Indonesia dikirim ke luar angkasa 
Lagu baru will.i.am- Reach For The Stars,diputar pertama kal di Planet Mars.
Itulah salah satu topik yang menarik di industri musik, bagaimana tidak sebuah lagu yang notabenenya diciptakan manusia untuk penikmat musik bumi, ternyata malah di premiere kan di planet Mars.
Bangga? Sudah pasti penyanyi berkulit hitam tersebut berbangga diri, toh lagunya bisa berhasil di premiere kan di dunia "lain", lalu Indonesia kapan? Pertanyaan itu sederhana untuk dijawab, will.i.am mungkin berbangga diri di planet Mars, tapi Indonesia lebih hebat lagi, lagu serta Bahasa Indonesia bahkan diputar di luar angkasa, yang notabenenya memiliki jangkaun lebih luas.
Puspawarna (Bahasa Jawa: "bermacam-macam bunga"), adalah lagu Indonesia yang diputar di luar angkasa lewat satelit Voyager di tahun 1977.
Bukan hanya lagu Indonesia tapi terdapat juga lagu-lagu dari berbagai negara termasuk Papua Nugini yang juga di perdengarkan di luar angkasa. Jadi Indonesia harus berbangga diri karena lagu dan bahasanya dikirim ke luar angkasa.
Salam,

Kelemahan

  • Dikalangan remaja banyak sekali penyimpangan bahasa indonesia.
Remaja dewasa ini banyak sekali mempergunakan bahasa indonesia dengan mencampurnya dengan istilah-istilah gaul jaman sekarang. Banyak sekali bahasa-bahasa baru bermunculan akibat penyimpangan bahasa indonesia tadi. Contohnya Bahasa Alay, Bahasa Gahol, dll. 
  • Sangat banyaknya keragaman bahasa yang ada di Indonesia mampu menggeser bahasa nasioanal yaitu bahasa daerah.
  • Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sulit di pelajari karena banyaknya aturan-aturan yang ada pada bahasa Indonesia.
sumber : 
http://www.tribunnews.com/tribunners/2012/09/02/lagu-indonesia-yang-mengudara-pertama-kali-di-luar-angkasa
http://www.tempo.co/read/news/2014/06/04/072582330/Bahasa-Indonesia-Terpopuler-Ketiga-di-WordPress
http://www.taukahkamu.com
http://leemain.blogspot.com/2010/06/bahasa-indonesia-menjadi-bahasa-resmi.html

tulisan softskill BAHASA INDONESIA 2

Mungkinkah Kuliah Sambil Kerja ?

Picture Konsep “belajar seumur hidup” rupanya telah merasuk ke sanubari banyak orang. Alhasil, banyak sahabat yang kuliah nyambi bekerja. Dimulai dengan menjalani kuliah terlebih dahulu, dan dalam perjalanan studi, yang bersangkutan memutuskan untuknyambi bekerja juga. Beragam pertimbangannya. Salah satunya untuk mengatasi masalah biaya studi yang mesti ditanggung. Dengan bekerja, diharapkan ada biaya untuk menopang perkuliahan.

Di samping itu, ada juga yang bekerja terlebih dahulu. Setelah bekerja beberapa lama, barulah yang bersangkutan melanjutkan studinya. Jadi, bekerja sambil kuliah.Alasannya, diperlukan bekal yang cukup untuk memulai dan menjalani perkuliahan. “Saya kumpulkan bekal dulu, setelah itu baru kuliah. Bayar awalnya lumayan mahal sih,” begitu antara lain argumennya. Apa pun alasannya, yang penting, kedua kegiatan ini bisa dijalani dengan sebaik-baiknya.

Mereka yang kuliah sambil kerja atau sebaliknya, tentu harus pandai dalam hal-hal berikut ini. Pertama, pintar mengatur waktu. Waktu istirahat pasti akan jauh berkurang oleh dua kegiatan ini. Begitu datang dari bekerja, orang harus sudah bersiap-siap berangkat ke kampus. Setelah keluar dari kampus pun, mesti mengerjakan tugas membuat makalah dan presentasi yang harus dikumpulkan keesokan harinya. Berat memang. Tapi, kalau dijalani dengan tekun dan penuh komitmen, so pasti bisa. Kedisiplinan dan kepiawaian membagi waktu adalah kuncinya.

Kedua, berani bekerja keras. Kalau dua kegiatan ini dilakukan, tentu waktu istirahat menjadi sangat sempit. Waktu yang tersedia nyaris habis untuk kedua kegiatan ini. Pertanyaannya: relakah kita menjalani semua itu tanpa mengeluh? Kalau siap, monggo. Jika tidak siap untuk bekerja keras dan di bawah tekanan waktu, sebaiknya urungkan saja daripada berhenti di tengah jalan. Seharusnya tidak sampai salah satu dari keduanya dikorbankan. Yang dikorbankan adalah waktu kita. Waktu yang tadinya untuk istirahat, kini tersita untuk belajar.

Hanya, jangan pernah memilih kuliah di ‘perguruan tinggi abal-abal’, lembaga pendidikan yang tidak jelas statusnya. Pelajari dengan cermat sebelum memutuskan untuk memilih perguruan tinggi tertentu. Pilihlah yang terakreditasi. Belajarlah dengan sungguh-sungguh. Perkuat tekad untuk menjadi mahasiswa yang baik dan berhasil. Ikuti proses pendidikan sebagaimana seharusnya, jauhi pola-pola instant. Jangan pernah membohongi diri sendiri dengan sekadar berburu embel-embel gelar sarjana.Berjuanglah menjadi sarjana yang bisa mempertanggungjawabkan kesarjanaan kelak (walaupun kita tahu banyak hal yang belum kita pelajari). Jangan sampai nanti jadiledekan teman-teman: “Katanya sarjana, kok seperti itu…”

Manfaat yang bisa dipetik dari keberhasilan kuliah sambil kerja adalah ini:cermat membagi waktu (menghargai waktu), disiplin dalam mengerjakan tugas, ilmu bertambah dalam dan luas, menemukan korelasi antara praktik dengan teori, pergaulan bertambah luas, (dengan harapan) karier yang membaik, serta rejeki kian bertambah.

sumber :http://slamethidayatulloh.weebly.com/tulisan-bahasa-indonesia-2/category/tulisan%20softskill%20bahasa%20indonesia%201%20kuliah%20sambil%20kerjafb40533afa

TUGAS BAHASA INDONESIA (3)

SOFTKILL  BAHASA  INDONESIA
TENTANG
“ KARANGAN  ILMIAH  “



NAMA
KELOMPOK :  8

Lutfiah  Maharani  Juanto
:
24212280
Gusti  Ani  Yunita
:
23212218
Eiva  Kappelia
:
22212392





Fakultas  Ekonomi , Jurusan  Akuntansi
Universitas  Gunadarma



Karangan Ilmiah

1. Pengertian Karangan Ilmiah
Ada berbagai definisi yang ditulis para ilmuwan tentang karangan ilmiah. Diantaranya:
«  Faizah(2008:89) mengatakan :
karya ilmiah merupakan suatu tulisan yang bersifat ilmiah yang mengungkapkan buah pikiran, hasil pengamatan , atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode atau sistematika tertentu, dan hasil serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
«  Brotowidjoyo(1958:8-9) mengatakan :
karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis metodologi penulisan yang baik dan benar, serta ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya.
«  Eko Susilo, M. 1995:11 mengatakan :
“Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”

Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
«  Memberi penjelasan
«  Memberi komentar atau penilaian
«  Memberi saran
«  Menyampaikan sanggahan
«  Membuktikan hipotesa

Jadi, Karangan ilmiah adalah suatu karangan yang ditulis berdasarkan kenyataan ilmiah yang didapat dari buah pikiran, penyelidikan-penyelidikan. Penyelidikan tersebut dapat berupa penyelidikan pustaka, laboratorium atau penyelidikan lapangan.
Pada dasarnya karangan ilmiah ditulis setelah adanya masalah yang diikuti pengumpulan kenyataan tentang masalah tersebut, analisa, dan kesimpulan yang didapat dari analisis.
Dengan kata lain, karangan ilmiah adalah suatu karangan yang memuat suatu masalah yang timbul. Kenyataan-kenyataan tentang masalah tersebut, analisis dan kesimpulan.
Jadi pada akhir setiap karangan selalu dikemukakan kesimpulan. Kesimpulan dapat berbentuk sesuatu yang baru atau hal yang serupa dengan penemuan sebelumnya. Dengan demikian, kesimpulan dapat memperkuat, membantah penemuan sebelumnya, ataupun sama sekali lain dari penemuan-penemuan sebelumnya.

2. Ciri-ciri karangan ilmiah
    Data-data yang diperoleh haruslah dianalisis dan dikemukakan secara objektif.
Dikarenakan ini karangan ilmiah, jadi data-data yang didapat harus objektif bukan subjektif.
·                    Sopan dan rendah hati
            Dalam karangan ilmiah perlu adanya sikap menghargai dari karya orang lain, rendah hati,         seperti penggunaan kutipan, kata-kata pun harus tidakboleh sampai menyinggung
      peraasaano orang lain seperti pembaca.
·                    Kejujuran ilmiah      Setiap ilmiah dikerjakan secara objektif sesuai hasil yang diperoleh, tidak dibolehkan                 kebohongan data atau asal-asalan karena ini akan dibaca oleh orang banyak.
·                    Jelas, tegas, singkat, sederhana, dan teliti      Tulisan ilmiah haruslah jelas tidak bertele-tele dalam penyampaian karena itu boros dan 
    tidak efektif, penulisan juga haruslah masuk akal, benar, baik secara empiris maupun secara
      logika.
·                    Relevan dengan disiplin ilmu yang bersangkutan      Penulisan karya ilmiah harus didasarkan antara masalah yang dibahas dengan teori yang
      digunakan. Misalnya masalah yang dibahas adalah masalah teknologi, maka pendekatan,
      pembeberan, dan pembahasannya harus berdasarkan prinsip-prinsip dalam teknologi
3. Jenis Karangan Ilmiah
    Pada hakekatnya semua karangan ilmiah data digolongkan sebagai laporan ilmiah, sebab semua karangn ilmiah berisikan laporan tentang suatu penyelidikan baik penyelidikan lapangan, laboratorium maupun perpustakaan. Tetapi karena materi, cara susunan, tujuan dan panjang pendeknya. Berbeda maka digunakan nama yang berbeda pula.
Diantaranya dikenal nama: laporan, naskah berkala, skripsi, tesis, disertasi, paper, buku pelajaran, module, diktat.
·                  Laporan
Sebagaiman disebutkan diatas pada dasarnya semua karangan ilmiah adalah laporan. Namun yang dimaksud laporan disini adalah karangan ilmiah yang melaporkan hasil penelitian/percobaan, pekerjaan dilaboratorium atau dilapangan. Oleh pratikum dan laporan praktek. Biasanya laporan hanya mencakup bidang-bidang tertentu yang sangat terbatas dan ditugaskan oleh dosen. Laporan ini sedikit sekali membutuhkan kepustakaan. Dengan demikian hasil-hasil atau kesimpulan yang diperoleh bukan hal yang baru
Berbeda dengan laporan research, laporan ini harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hasil atau kesimpulan yang diperoleh harus dapat memperkaya pembedaharaan ilmiah di bidangnya. Laporan research memerlukan kepustakaan, di samping untuk menghindari percobaan-percobaan dengan objek yang sama, juga untuk mendapatkan metode yang tepat untuk menganalisa data yang diperoleh.

·         Naskah Berkala
Naskah berkala ini sering disebut dengan istilah laporan bacaan, term paper, referaat. Naskah berkala ini mempunyai sumber data pokok satu-satunya buku yang ditunjuk oleh dosen yang bersangkutan. Topik dalam naskah biasanya ditentukan oleh dosen dan menyangkut pengetahuan yang sudah diajarkan. Panjang karangan hanya beberapa halaman saja.
·         Skripsi
Skripsi merupakan karangan yang mempunyai data dari pustaka. Dengan bahan-bahan dari pustaka diajukan suatu permasalahaan dengan batas-batasnya, data-data dengan pembahasan dan kesimpulan. Dengan kata lain, skripsi adalah karangan ilmiah yang memerlukan gambaran tentang suatu masalah dengan data-data gambaran dari pustaka dan menghasilkan kesimpulan.

·         Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa pascasarjana.
·         Disertasi
Dalam skripsi atau tesis sumber data ilmiah diperoleh dari pustaka, sedangkan disertasi sumber data utama melalui penyelidikan laboratorium atau lapangan. Bukan berarti data dari pustaka tidak diperlukan, data pustaka juga penting untuk penentuan masalah, metode dan bahan pembanding.
Tegasnya, dalam hal sumber data, disertasi harus mempunyai paling tidak dua sumber yaitu: lapangan atau laboratorium dan pustaka.
Pada disertasi pembahasan lebih luas dan mendalam dibanding skripsi atau tesis. Dalam disertasi harus terdapat dalil-dalil, yaitu prinsip-prinsip ilmiah baru, sanggahan terhadap prinsip-prinsip lama. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar/penguji suatu pendidikan tinggi. Jika temuan penulis dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doctor.
·         Paper (working paper)
Karangan ilmiah ini biasa disebut reading atau book report(naskah semester), biasanya paper ditugaskan oleh seorang pengajar (dosen) dalam mata kuliah tertentu pada saat semester/perkuliahan akan berakhir. Dari segi kuantitas, karangan ini tidak begitu panjang, berkisar 10-15 halaman.
·         Buku pelajaran
Buku pelajaran merupakan bahan/materi pelajaran yang dituangkan dalam bentuk buku dan digunakan sebagai pedoman atau pengangan dalam proses belajar mengajar. 
·         Modul
Modul merupakan tulisan yang berisikan tentang uraian mata kuliah tertentu yang didasarkan pada keperluan pertemuan dalam perkuloiahan. Adapun garis besar isi dari modul adalah : tujuan khusus yang akan dicapai dalam perkuliahan tersebut, uraian secara rinci pokok bahasan, bahan pengajaran, bahan evaluasi, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan selama perkuliahan tersebut.
·         Diktat
Dalam tulisan ini secara kuantitas lebih panjang dari modul, digunakan dalam proses belajar mengajar (perkuliahan), susunannya terurai menurut bab sesuai dengan keperluan.

4. Manfaat Penyusunan Karangan ilmiah
Penyusunan karangan ilmiah memberikan manfaat yang besar sekali, baik dari penulis maupun bagi masyarakat. Menurut Sikumbang(1981:2-5), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut, yang intinya adalah sebagai berikut:
«  Penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karangan ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang akan dibahas
«  Penulis terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
«  Penulis akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
«  Penulis akan dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.
«  Penulis akan memperoleh kepuasaan intelektual

5. Tujuh macam sikap ilmiah
Penulis karangan ilmiah sepatutnya memeiliki sikap-sikap ilmiah agar karyanya  dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada masyarakat maupun kepada diri sendiri.
Menurut Brotowodjoyo(1985:33-34), orang yang berjiwa ilmiah adalah orang yang memilki tujuh macam sikap ilmiah. Ketujuh macam sikap tersebut adalah sebagai berikut:
«  Sikap ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian ? apa saja unsu-unsurnya? Bagaimana kalua diganti dengan komponen yang lain, dan deterusnya.
«  Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya; baik dengan jalan bertanya kepada siap saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.
«  Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain
«  Sikap objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi
«  Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan meanggapnya sebagai karya yang orisinil milik pengarangnya.
«  Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya

6. Teknik Penulisan Karangan Ilmiah
A.     Menentukan Topik
Topik berarti “subjek” atau pokok pembicaraan. Topik adalah suatu pemberian khusus, sebuah pengalaman, proses atau sebuah ide, keraf(1980:107) “topik yang akan ditulis bersumber di sekeliling kehidupan manusia”. Dalam menentukan topik perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
v  Topik tersebut layak dibahas atau ada manfaatnya bila dibahas
v  Topik itu cukup menarik terutama bagi penulisnya
v  Topik itu dikenal dengan baik
v  Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai
v  Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit

B.     Membatasi Topik
Pada saat pertama kali menulis, seseorang dihadapkan kepada masalah apa yang akan ditulis, berapa panjangnya tulisan tersebut. Mungkin penulis sudah mengetahui apa yang akan ditulis, namun pengetahuannya saja tentang topik itu saja belum mencukupi. Penulis harus membatasi topik agar tidak tersesat pada suatu tulisan yang tidak menentu dan tidak kunjung sampai pada titik akhir.

C.     Menetapkan judul
Setelah menentukan dan membatasi topik, langkah selanjutnya yaitu menetapkan judul. Untuk menentukan judul karangan ilmiah harus diperhatikan persyaratan berikut
v  Harus sesuai dengan topik atau isi karangan beserta jangkauannya
v  Dinyatakan dalam bentuk frasa
v  Usahakan sesingkat mungkin
v  Harus jelas
v  Dinyatakan dalam kata benda

D.    Menyusun Kerangka Karangan
Selanjutnya setelah judul diterapkan. Dibuat suatu rencana atau bagan kerja (kerangka). Di dalam rencana kerja itu harus dapat dilihat hubungan yang jelas antara satu bagian dengan bagian lainnya. Kerangka karangan berisi suatu rangka yang jelas dan struktur yang teratur dari isi karangan yang akan digarap.
1)     Manfaat kerangka karangan
·         Membantu penulis menyusun karangan secara teratur
·    Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan serta memungkiinkan penulis  memperluas bagian-bagian tersebut
·   Memperlihatkan atau memberikan gambaran tentang bahan yang diperlukan  dalam pembahasan
·   Menjadi patokan bekerja, sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam  penulisan
2)    Bentuk kerangka
Sebuah kerangka karangan dapat dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka topik. Kerangka kalimat mempergunakan kalimat berita yang lengkap untuk menambahkan topik, sebab topik maupun sub-sub topik. Sedangkan kerangka topik setiap butir dalam kerangka topik terdiri dari topik yang berupa frase

3)    Cara Penyusunan kerangka karangan
·         Buat kerangka secara garis besar
·         Uraikan setiap butir kedalam sub bagiannya
·         Sub bagian dirinci kembali menjadi sub-sub bagian.

7. Struktur Karangan Ilmiah
           1)    Bagian pengantar
·         Sampul depan
·         Halaman judul
·         Kata pengantar
·         Daftar isi
           2)    Bagian Naskah
·         Pendahuluan
·         Induk karangan/pembahasan
·         Kesimpulan dan saran (penutup)
           3)    Bagian pelengkap
·         Abstrak
·         Daftar pustaka
·         Indeks
·         Lampiran

Struktur karangan ilmiah diatas dapat dirangkum sebagai berikut:
      1.    Bagian pengantar
·      Sampul depan
Secara mekanis berfungsi menlindungi naskah karangan agar tidak kotor dan rusak. Di samping itu, juga berfungsi sebagai petunjuk atau pengantar karena pada sampul tersebut tertera judul karangan, penerbit, dan penulisnya.
·         Halaman judul
Halaman judul memuat keterangan-keterangan yang lebih lengkap dari sampul. Secara umum halaman judul memuat:
«  Judul karangan
«  Nama penulis
«  Untuk(memenuhi syarat) apa karangan disusun
«  Nama lembaga yang menugaskan, dan
«  Tahun penyelesaian
   
·         Kata pengantar
Kata pengantar atau prakata, adalah bagian yang berfungsi mengantarkan uraian yang termuat dalam naskah karnagan. Pada baian ini berisikan :
«  Riwayat atau sejarah sampai ditulisnya karangan
«  Harapan-harapan dari diajukannya karangan tersebut
«  Apa yang bisa dicapai dengan penyelidikan yang sudah dilaksanakan
«  Hambatan
«  Bantuan saran-saran
«  Ucapan terima kasih

·         Daftar isi

Daftar isi ibarat peta karena dengan adanya daftar isi orang dapat mengetahui pokok-pokok isi karangan dan sekaligus lokasinya. Daftar isi biasanya memuat nomor dan judul, sebab judul dan sub-sub judul serta nomor halaman dimana judul. halaman yang terdapat dalam daftar isi harus persis sama denga apa yang tertulis salam naskah.
Daftar isi dapat dibuat dalam bentuk yang seberhana dan terperinci. Untuk karangan yang tidak terlalu panjang (10-15 halaman) daftar isi dapat dibuat dalam bentuk yang sederhana, sedangkan karangan yang panjang(15 lebih halaman) digunakan daftar isi yang terperinci.

2.    Bagian Naskah
Naskah karangan adalah bagian yang terpenting dari sebuah karangan, susunan bagian naskah karangan sebagai berikut :
·         Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian yang organik dari naskah karangan. Bagian ini tak mungkin dihilangkan, jika dihilangkan berarti akan hilang pula kontinuitas dan kelancaran penutupan naskah karangan. Pendahuluan pada dasarnya memuat maslah pokok yang dibahas dan dijawab pada bab-bab selanjutnya. Bagian pendahuluan ini, memuat:
«  latar belakang dan masalah
«  Tujuan penulisan
«  Ruang lingkup
«  Kerangka teori yang dipakai sebagai acuan
·         Induk karangan
Pada dasarnya induk karangan dapat dibedakan atas 2 bagian, yaitu:
«  Hasil-hasil penelitian data atau pendapat-pendapat yang diku- mpulkan tentang masalah yang diajukan dalam nagian pendahuluan
«  Pemabahasan atau analisis data dan interprestasi data dalam rangka menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan

·         Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran biasanya merupakan bab tersendiri yatu bab terakhir. Bagian ini harus memuat pernyataan-pernyataan kesimpulan dari keseluruhan analisis, jadi bukan merupakan rangkuman atau ikhtisar dari bab-bab sebelumnya
Sedangkan saran merupakan jalan keluar atau pemecahan yang nerhubungan penerapan hasil penulisan dan untuk penelitian atau penulisan selanjutnya. Kesimpulan dan saran biasanya sikemukakan dalam beberapa poin sesuai dengan apa yang diajukan pada bab-bab sebelum nya.

      3.      Bagian Pelengkap
Bagian Pelengkap ini melengkapi suatu karangan ilmiah dengan petunjuk-petunjuk tentang sumber data-data yang berupa pustaka. Lampiran-lampiran yang berisi data-data terperinci yang kurang yang kurang tepat untuk dimasukkan dalam nskah dan petunjuk-petunjuk terperinci tentang dimana letaknya suatu istilah atau pengertian didalam naskah.
Pelengkap biasanya terdiri dari:
·         Abstrak
Abstrak merupakan laporan yang menyajikan tentang masalah pokok, tujuan, metode, data dan kesimpulan secara ringkas dan padat, sehingga pembaca dapat memahami pokok-pokok atau hal-hal yang penting dari sebuah karangan tanpa membaca karangan aslinya. Panjang abstrak maksimum 3 halaman
  
·         Daftar pustaka
Dalam daftar pustaka dimuat semua buku yang disajikan acuan, pegangan, landasan penyusunan karangan. Buku-buku yang tidak relevan dengan isi karangan tidak boleh dicantumkan. Daftar pustaka merupakan suatu hal yang sangat penting karena melalui daftar pustaka dapat diketahui sumber asli dari pendapat-pendapat yang tercantum dalam sebuah karangan

Teknik penulisan daftar pustaka:
« Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
«     Ditulis menurut kutipan-kutipan
« Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
«  Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.

Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
«  Gelar tidak perlu disebutkan.
«  Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu
pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
«  Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
«    Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut : Nama Pengarang, Tahun Terbit. Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring). Kota Penerbit. Nama Penerbit

Cara penyusunan daftar pustaka
«  Satu Pengarang
Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Friedman. 1990. M. Capitalism and Freedom. Chicago : University of Chicago Press. 

«  Dua Pengarang
Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New york: Harcourt
Nasoetion, A. H., dan Barizi. 1990. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
«  Tiga Pengarang
Heidjrahman R., Sukanto R., dan Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton. 1971. Structural change in a Developing Economy. Princeton: Princeton University Press.
«  Lebih dari Tiga Pengarang
Barlow, R. et al. 1966. Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The Brooking Institution.
Sukanto R. et al. 1982. Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
«  Pengarang Sama
Djarwanto Ps. 1982. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
____________. 1982. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
«  Tanpa Pengarang
Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.
Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research, Universiy of Michigan.
«  Buku Terjemahan, Saduran atau Suntingan.
Herman Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Erlangga.
Karyadi dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
«  Buku Jurnal atau Buletin
Insukindro dan Aliman, 1999. “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Empirik : Studi Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4:49-61.
Granger, C.W.J., 1986. “Developments in the Study of Co-integrated Economic Variables”, Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol.48 : 215-226.
«  Antologi
Junus, Umar.1986.”Kebudayaan Minangkabau”. Dalam Koentjaraningrat (editor). Manusia dan kebudayaan di Indonesia.Jakarta:Djambatan.
·         Indeks
Indeks merupakan suatu daftar yang memuat kata-kata atau istilah-istilah khusus yang digunakan dalam sebuah karangan. Kata-kata atau istilah tersebut disusun menurut abjad dan setiap kata atau istilah diikuti oleh nomor-nomor halaman di mana kata atau istilah tersebut terdapat.
Indeks dapat membantu pembaca untuk mencari arti atau maksud suatu istilah yang digunakan oleh penulis dalam karangannya.
Indeks hanya dianjurkan untuk karangan yang panjang seperti disertasi atau karangan yang dibukukan (dicetak)
Cara penyusunan indek
«  Sediakan lembaran-lembaran kertas lepas dengan format yang sama (5x5cm) sebanyak 26 lembar
«  Baca kembali seluruh isi karangan
«  Catatlah pada lembaran kertas tersebut setiap istilah, nama dan seharganya yang dijumpai pada setiap halaman dan dicantumkan halaman di mana istilah atau nama tersebut ditulis
«  Jika dijumpai istilah atau nama yang sama beberapa kali, catat saja nomor halamannya.

·         Lampiran
lampiran atau appendiks berisi daftar-daftar atau gambar-gambar yang memaparkan data-data terperinci, petikan yang panjang, contoh-contoh pengolahan statistic.
Dalam karangan yang berbentuk laporan survey, lampiran berisi contoh daftar, contoh daftar questionair, contoh jawaban, foto-foto, dan lain sebagainya.
Hal-hal yang dimuat dalam lampiran haruslah mempunyai hubungan yang erat dengan uraian dalam naskah. Isi suatu lampiran harus dapat memperdalam, memperluas apa yang telah diuraikan dalam naskah. Jadi lampiran harus berisi suplemen dari uraian naskah yang mutlak diperlukan atau paling tidak sangat diharapkan
Keterangan yang memuat sejumlah lampiran, lampiran tersebut harus diberi nomor urut dan judul. Untuk nomor urut gunakan angka romawi besar, sedangkan untuk tulisan lampiran dan judulnya digunakan huruf capital dan ditempatkan ditengah-tengah.


Daftar Pustaka