Sabtu, 07 November 2015

Review Jurnal Etika Profesi Akuntansi


Judul : PENGARUH ETIKA, KOMPETENSI, PENGALAMAN AUDIT DAN SITUASI AUDIT TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR
Penulis   :     Sem Paulus Silalahi
Penerbit :   Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Ria
                    Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru
 
4.1     PENDAHULUAN
        
Skeptisisme perlu diperhatikan oleh auditor profesional agar hasil pemeriksaan laporan keuangan  dapat  dipercaya  oleh  orang  yang  membutuhkan  laporan tersebut.
Auditor menggunakan kemahiran profesionalitas skeptisnya, ketika memberikan opininya.  Agar opini  yang  diberikan itu  sesuai,  auditor  memerlukan    seluruh bukti-bukti  yang  kompeten  yang  cukup  dan  untuk  memperoleh  bukti-bukti tersebut diperlukan sikap yang skeptis. Faktor-faktor yang mempengaruhi skeptisisme profesional auditor pada kantor akuntan publik menyebutkan bahwa ada  beberapa  faktor  yang  diantaranya  adalah  sikap  etis,  pengalaman  auditor, situasi audit, kompetensi, independensi auditor dan profesional auditor (Loebbeck,et  al,1984).  Dalam  praktiauditing  yang  dilakukan  oleh  akuntan publik, sebagian masyarakat masih meragukan tingkat skeptis yang dimiliki oleh auditor sehingga berdampak pada keragu-raguan. 
4.2      Rumusan Masalah 

 Bagaimana memperoleh bukti empiris tentang pengaruh etika skeptisisme professional, pengaruh terhadap kompetensi terhadap skeptisisme professional ?

4.3    Tujuan penelitian  

untuk memperoleh bukti empiris dan menemukan kejelasan fenomena tentang pengaruh etika terhadap skeptisisme professional, pengaruh kompetensi terhadap skeptisisme professional, pengaruh pengalaman audit terhadap skeptisisme profesional serta untuk pengaruh situasi audit terhadap skeptisisme profesional
Manfaat penelitian adalah Bagi Kantor Akuntan Publik, agar auditor dapat mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi skeptisisme profesional auditor , Bagi dunia akademis, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu perilaku terutama tentang skeptisisme audit serta Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada akuntan publik dalam melaksanakan audit.

4.4 Alat Analisis  
a) Analisis Data Statistik Deskriptif Variabel
b) Analisis Uji Asumsi Klasik
c) Analisis Regresi 
 
Teknik Analisis Data
Analisa data menggunakan regresi berganda (multiple regression) menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan bantuan SPSS (Statistical Product Service Solution) versi 17. Kemudian dilakukan pengecekan dengan menggunakan plot data untuk melihat adanya data linier atau tidak linier. Persamaan regresi yang digunakan adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + e
 
Metode Pengujian Kualitas Data
1. Uji Validitas Data 
2. Uji Reliabilitas Data 
3. Uji Normalitas Data 
4. Uji Asumsi Klasik  
a) Multikolinieritas  b) Heteroskedastisitas c) Autokorelasi 
Pengujian Hipotesis
Pengujian-pengujian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1.   Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis penelitian yang akan diuji :
Ha1 = Etika memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor.
Ho1 = Etika tidak memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor.
2.   Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis penelitian yang akan diuji :
Ha2 = Kompetensi memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor
Ho2  = Kompetensi tidak memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor.
3.   Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis penelitian yang akan diuji :
Ha3 = Pengalaman memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor
Ho3  = Pengalaman tidak memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor.
4.   Pengujian Hipotesis 4
Hipotesis penelitian yang akan diuji :
Ha4 = Situasi audit memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor.
Ho4  = Situasi audit tidak memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor.
4.5  Data/ Variabel
Data adalah sekumpulan bukti dan fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu. Jenis data penelitian ini adalah data subjek (self report data). Data subjek berarti jenis data penelitian berupa opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik seseorang atau kelompok orang yang menjadi subjek penelitian (responden), (Nurindriantoro & Supomo, 2002:145).
Jenis data yang penulis yang ingin dikumpulkan terdiri dari :
a)   Data Primer, yaitu data mentah yang perlu diolah kembali, yang diambil langsung dari objek penelitian, dalam hal ini diperoleh langsung dari responden atau sumber asli dalam bentuk kuisioner.
b) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku direktori IAI 2011, literatur-literatur serta hasil perkuliahan yang diperoleh yang berhubungan dengan penelitian ini.
Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu :
a ) Metode Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya-jawab dengan pihak- pihak yang terkait selanjutnya diklarifikasi berdasarkan bentuk tanggapan atas pertanyaan tersebut dengan mengajukan kuesioner kepada subjek penelitian (responden)
b ) Metode kepustakaan,  yaitu dengan mengumpulkan data mengenai etika, kompetensi, pengalaman auditor, resiko auditor dan skeptisisme profesional auditor.
4.6     Hasil / Kesimpulan 
           Kuisioner dan Demografi
Jumlah kuesioner yang disebar adalah sejumlah 84 kuesioner. Dari seluruh kuesioner yang disebar jumlah kuesioner yang kembali berjumlah 75 kuesioner (89,28%) dan  jumlah  kuesioner yang tidak mendapat respon sebesar 9 kuesioner (10,72%). Dari kuesioner yang kembali kuesioner yang bisa diolah adalah 72 kuesioner   (85,71% da  kuesioner   (3,57% tida bisa   diola karena dikembalikan dengan keadaan kosong.
Kuesioner yang tidak mendapat respon pada penelitian ini dikarenakan oleh:
1.   Kantor Akuntan Publik sudah pindah alamat, sehingga kuisioner yang dikirim melalui pos dikembalikan kepada peneliti
2.   Kesibukan aktivitas auditor di Kantor Akuntan Publik, sehingga responden tidak memiliki waktu untuk mengisi kuesioner yang disampaikan.
3.   Kantor Akuntan Publik sudah tutup.
Analisis Data Statistik Deskriptif Variabel
Analisis data dilakukan terhadap 72 jawaban responden yang memenuhi kriteria untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Data yang diolah merupakan hasil rata- rata jawaban responden dari data yang diolah merupakan hasil rata-rata jawaban responden dari etika, kompetensi, pengalaman audit, situasi audit sebagai variabel independen dalam penelitian, terhadap Skeptisisme profesional auditor yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini:
Pengujian Kualitas data
1.    Uji Validitas Data
2.    Uji Reliabilitas Data
Analisis Uji Asumsi Klasik
Multikolinearitas
1.      Uji Heterokedastisitas
2.      Uji Autokorelasi
Analisis Regresi
Dalam  penelitian  ini  digunakan  suatu  model  analisis  regresi  berganda,  yaitu menggunakan  variabel  etika,  kompetensi,  pengalaman,  situasi  audit  dalam menjelaskan variabel skeptisisme profesional audit

KESIMPULAN
Berdasarkan  analisis  yang  dilakukan  pada  bagian  sebelumnya  dapat  diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1.    Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel IV.16 diperoleh koefisien etika sebesar 0,744 yang menunjukkan adanya pengaruh positif antara etikan terhadap skeptisisme profesional auditor. Semakin tinggi tingkat kesadaran etis atau tidak etisnya tindakan yang dipakai dalam pengambilan keputusan maka akan semakin tinggi skeptisisme profesional auditor. Untuk mengetahui perbandingan signifikansi variabel etika, hasil uji t diperoleh sebagai berikut : Thitung = 3.536
Ttabel = 1.993
Thitung > ttabel, Ha diterima, Ho ditolak
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini mendukung
hipotesis pertama  yaitetika berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor.

2.    Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel IV.16 diperoleh koefisien kompetensi sebesar 0,304 yang menunjukkan adanya pengaruh positif antara kompetensi terhadap skeptisisme profesional auditor. Semakin bertambah kompetensi seseorang dalam bidang auditing maka akan semakin tinggi skeptisisme profesional auditor. Untuk mengetahui perbandingan signifikansi variabel pengalaman, hasil uji t diperoleh sebagai berikut :
Thitung = 2.031
Ttabel = 1.993
Thitung > ttabel, Ha diterima, Ho ditolak
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini mendukung
hipotesis   pertama   yait kompetensi   berpengaruh   signifika terhadap skeptisisme profesional auditor.

3.   Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel IV.16 diperoleh koefisien pengalaman sebesar 0,964 yang menunjukkan adanya pengaruh positif antara pengalaman terhadap skeptisisme profesional auditor. Semakin lama pengalama seorang   auditor   maka   aka semakin   tinggi   skeptisisme profesional auditor. Untuk mengetahui perbandingan signifikansi variabel pengalaman, hasil uji t diperoleh sebagai berikut :
Thitung = 2.003
Ttabel = 1.993
Thitung > ttabel, Ha diterima, Ho ditolak
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini mendukung
hipotesis   pertama   yait pengalama berpengaruh   signifika terhadap skeptisisme profesional auditor.





4.   Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel IV.16 diperoleh koefisien etika sebesar 2,081 yang menunjukkan adanya pengaruh positif antara situasi audit terhadap skeptisisme profesional auditor. Semakin besar resiko dalam situasi   audit   maka   seorang   auditor   aka semakin   tinggi   skeptisisme profesional auditor. Untuk mengetahui perbandingan signifikansi variabel pengalaman, hasil uji t diperoleh sebagai berikut :
Thitung = 7.470
Ttabel = 1.993
Thitung > ttabel, Ha diterima, Ho ditolak
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini mendukung
hipotesis pertama yaitu situasi  berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor.

TEORI :
a) Kode Etik Profesi AICPA (Arens, 2003) menjadi standar umum perilaku yang ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus dilakukan.
b) Etika dalam profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya (Murtanto dan Marini 2003). Kode Etik Profesi AICPA (Arens, 2003) menjadi standar umum perilaku yang ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus dilakukan.
c ) Pengalaman Auditor Dalam Auditing Standar umum pertama dari standar auditing Seksi 210 (paragraf 01) menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan penelitian teknis yang cukup sebagai auditor.
d ) Skeptisisme Auditor Dalam standar profesi Akuntan Publik (SPAP, 2011), menyatakan bahwa, Skeptisisme profesional auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), skeptisisme itu berasal dari kata skeptis yang memiliki artti kurang percaya atau bersikap ragu-ragu.
e  ) Skeptisisme Profesional Auditor dalam Auditing Standar umum ketiga dari standar auditing menyatakan bahwa :Dalam  pelaksanaan  audit  dan  penyusunan laporannya,  auditor  wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama (SA Seksi 230, Paragraph 01).
f ) Kompetensi Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2011) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2011) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran  profesionalitasnya  dengan  cermat  dan  seksama  (due  professional care).

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A and Loebbecke,James K. Auditing: An Integrated Approach. 7th
edition. Ney Jersey: Prentice-Hall, 1997
                     .  2002.  Perlukah  Aturan  Baru  untuk  Akuntan  dan  KAP Warta
Ekonomi, 24 Desember
Arens, Alvin A and Loebbecke,James K. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi
Indonesia. Jakarta :Salemba Empat.
Badan Pengawas Pasar  Modal (Bapepam).2002. Siaran Pers Badan Pengawas
Pasar Modal, 27 Desember 2001
Boynton,  W.C,  Jhonson,  R.N  and  Kell,  W.G.  2001.  Modern  Auditing  7th
Edition.Amerika : John Wiley & Sons, Inc.
Glezen, dan Taylor. 2010. Auditing Intergrated Concept and Procedures. Second
Edition. New York; John Wiley & Sons.
Hunt,  S.D.,  and  L.  Chonko.  1984.  Ethical  Problem  of  Advertising  Agency
Axexcutives. Journal of Advertising 16 (4): 16-25.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba
Empat.
Kell, Walter G and Boynton, William C. 1992. Modern Auditing. Canada.” John
Wiley & Son.
Khayrurrijal.2009. Jalan Menuju Skeptisisme Profesional Auditor. FIB.UI
Konrath.2005. “Komputerisasi Auditing dan Modul Akuntansi.” Jakarta.
Lampe,  S.C.  and  D.W.  Finn.  1992.  A  Model  of  Auditors  Ethical  Decesion
Process Auditing”. Journal of Practice and Theory. pp 33-39.
Maghfirah dan Syaril.2008. Hubungan Skeptisisme Professional Audit dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Nurindriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen. BPFE: Yogyakarta.
Purwanto  Suharyadi.2008.  Statistika  untuk  Ekonomi  dan  Keuangan  Modern.
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat
Santoso  Singgih.2001.  Buku  Latihan  SPSS:  Statistik  Parametrik.Cetakan  2.
Jakarta:Gramedia
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), per 31 Maret 2011. Salemba Empat.
Jakarta.
Tubbs M. Richard. 1992. The effect of experience on the auditors organizations and amount of knowledge. Journal of The Accounting Review. Vol 67. No.4. Hal 786.