PENGERTIAN
Kelangkaan
adalah suatu keadaan saat manusia ingin
mengonsumsi jauh lebih banyak dari apa yang diproduksi atau suatu keadaan saat
apa yang diinginkan manusia jauh lebih banyak dari yang tersedia. Kelangkaan
bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan.Kelangkaan juga dapat
diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak
seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Sumberdaya Alam
Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang
terdapat di alam dan di bawah permukaan bumi yang secara langsung ataupun tidak
langsung bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan umat manusia.
Faktor Penyebab Kelangkaan Sumber Daya Alam
antara lain :
a. Perbedaan Letak Geografis
Sumber daya alam
biasanya tersebar tidak merata di setiap daerah.Ada daerah yang sangat subur,
ada pula daerah yang kaya bahan tambang.Namun, ada pula daerah yang gersang dan
selalu kekurangan air.Perbedaan ini menyebabkan sumber daya menjadi langka dan
terbatas, terutama bagi daerah yang tidak mempunyai sumber daya yang melimpah.
b. Ketidakpedulian Manusia terhadap
Lingkungan
Hutan merupakan
sumber daya alam yang sangat penting keberadaannya.Dahulu hutan di Indonesia
menjadi paru-paru dunia. Selain itu hasil dari hutan seperti rotan, damar, dan
kayu d9,apat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan. Hutan dapat juga
dijadikan sebagai tempat resapan air sehingga dapat mencegah terjadinya
banjir.Namun sekarang keberadaannya sudah sangat mengkhawatirkan.Hal itu
disebabkan banyak orang yang menebangi pohon-pohon di hutan tanpa memerhatikan
pelestariannya sehingga sekarang ini banyak hutanhutan yang gundul.Kalian
tentunya tahu apakah akibat dari hutan gundul?Ya, salah satunya dapat
menyebabkan banjir.Di samping itu, sumber daya hutan yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan semakin berkurang jumlahnya.
c. Pengeksploitasian Sumber Daya Alam yang
Berlebihan
Manusia tidak
memiliki rasa puas, sehingga mereka akan merasa tidak cukup dengan apa yang
mereka dapat. Bagi mereka yang serakah pasti akan selalu mengeduk sumber daya
alam seperti, barang tambang, emas, batu bara, nikel dan lain sebagainya secara
terus menerus. Akibat dari pengeksploitasian berlebihan yang mereka lakukan itu
akan menyebabkan sumber daya alam yang tersedia
berkurang dan ujung-ujungnya akan mengakibatkan kelangkaan. Mereka tidak
memikirkan apa yang akan terjadi jika pengeksploitasian yang berlebihan tu dilakukan
secara terus menerus.
d. Bertambahnya Manusia dibumi, yang
Hidupnya Tidak Merata
Semakin banyaknya
pertumbuhan manusia dibumi yang hidupnya tidak merata maka akan semakin langka
pula sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam yang terdapat di Pulau Jawa
akan cepat habis dari pada Sumber daya alam yang terdapat di Kalimantan karena
jumlah penduduk di Kalimantan lebih sedikit daripada di Jawa, karena semua
kegiatan orang Indonesia berpusat di Jawa, maka tidak heran jika Sumber Daya
Alam yang terdapat di Jawa akan cepat habis dibanding Sumber Daya Alam yang
terdapat di Kalimantan.
Sumber daya alam dapat dibedakan menurut
sifatnya, yaitu sumber daya fisik berupa tanah, air, dan udara serta sumber
daya biotik berupa pertanian, perkebunan, hutan dan peternakan.Perpaduan antara
sumber daya fisik dan sumber daya biotik disebut sumber daya lingkungan alam,
misalnya keindahan panorama alam, pegunungan, lembah, pantai, dan panorama
dibawah permukaan laut.Kandungan sumber daya alam di bumi ada yang melimpah dan
ada pula yang sedikit atau terbatas. Demikian pula peresebarannya, ada sumber
daya alam yang terdapat disemua daerah, tetapi adapula yang hanya berada
didaerah-daerah tertentu, seperti emas, batu bara, dan minyak bumi.
Berdasarkan prosesnya, sumber daya alam
tersedia melalui dua proses utama. Ada yang melalui proses alamiah dan
membutuhkan waktu jutaan tahun, seperti minyak bumi, batu bara, tanah dan emas.
Ada pula yang sengaja diusahakan oleh manusia, seperti hasil perkebunan, hasil
pertanian, dan hasil peternakan yang membutuhkan waktu relatif singkat. Menurut
Isard (1972) dalam Soerianegara (1977), apabila dilihat dari kemungkinan
pemulihannya dan kemungkinan pengolahannya, sumber daya alam dapat dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu sumber dayab alam yang tidak dapat diperbaharui,
sumber daya alam yang dapat diperbaharui, dan sumber daya alam yang selalu
tersedia.
Kelangkaan pada sumber daya alam dan Perubahan
iklim yang ekstrim di perkirakan akan meningkatkan dampak pada pembangunan
ekonomi dan pertumbuhan di beberapa negara. Tekanan ekonomi akan menyebabkan
perlunya inovasi dalam pertumbuhan teknologi yang berkelanjutan dan model
ekonomi.
Kelangkaan sumber daya alam yang terjadi saat
ini baik dalam skala nasional maupun global, sudah sampai pada tahap yang
serius dan mengancam eksitensi planet bumi di mana manusia, hewan dan tumbuhan
bertempat tinggal dan melanjutkan kehidupannya. Manusia modern dewasa ini
sedang melakukan perusakan secara perlahan, akan tetapi nyata terhadap sistem
lingkungan yang menopang kehidupannya.
Salah satu aspek krusial dalam
pemahaman terhadap Sumber Daya Alam adalah memahami kapan sumber daya tersebut
akan habis. Jadi, bukan hanya konsep ketersediaannya yang harus kita pahami,
melainkan juga konsep pengukuran kelangkaannya.Sebagaimana disampaikan pada
bagian pandangan terhadap sumber daya alam, aspek kelangkaan ini menjadi
penting karena dari sinilah kemudian muncul persoalan bagainmana mengelola SDA
yang optimal.
Secara umum, biasanya tingkat kelangkaan
sumber daya alam diukur secara fisik dengan menghitung sisa umur ekonomis.hal
ini dilakukan dengan menghitung cadangan ekonomis yang tersedia dibagi dengan
tingkat ekstrasi. Pengukuran dengan cara ini tentu saja memiliki banyak
kelemahan karena tidak mempertimbangkan sama sekali aspek ekonomi di dalamnya.
Aspek ekonomi antara lain menyangkut harga biaya ekstraksi. Sebagai contoh,
ketika sumber daya menjadi langka , maka harga akan naik dan konsumsi
berkurang. Dengan berkurangnya konsumsi , ekstraksi juga berkurang sehingga
faktor pembagi dalam pengukuran fisik diatas menjadi kecil. Hal ini bisa
menimbulkan kesimpulan yang keliru karena seolah-olah sisa ekonomis sumber daya
kemudian menjadi panjang dan sumber daya alam tidak lagi menjadi langka.
Menyadari akan kelemahan pengukuran fisik ini,
Hanley et al., (1997) misalnya menyarankan untuk menggunakan pengukuran moneter
dengan cara menghitung harga riil, unite cost, dan rente ekonomi dari sumber
daya.Dalam berbagai kasus kerusakan lingkungan yang terjadi baik dalam lingkup
global maupun nasional tersebut sebenarnya berakar dari perilaku manusia yang
tidak bertanggungjawab terhadap lingkungannya.Sebagai contoh dalam lingkup
lokal, penebangan liar dan perusakan ekosistem hutan yang terjadi hampir
seluruh pulau di negara kita, pencemaran lingkungan yang telah akut di Sumatera
Utara, serta kerusakan lingkungan dan pencemaran di Irian Jaya yang sebenarnya
merupakan perbuatan manusia yang tidak bertanggungjawab.
Manusia merupakan penyebab utama terjadinya
kerusakan lingkungan di permukaan bumi ini.Peningkatan jumlah penduduk dunia
yang sangat pesat, telah mengakibatkan terjadinya eksplorasi intensif
(berlebihan) terhadap sumber daya alam, terutama hutan dan bahan tambang yang
akibatnya ikut memacu terjadinya kerusakan lingkungan terutama yang berupa degradasi
lahan.Padahal lahan dengan sumberdayanya berfungsi sebagai penyangga kehidupan
hewan dan tumbuhan termasuk manusia.
Meskipun upaya dan kebijakan perbaikan dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup sudah dilakukan, upaya itu
masih dinilai belum cukup memadai.Hal ini dapat dilihat masih tingginya laju
kerusakan atau degradasi hutan.Demikian juga, masih tingginya laju kerusakan
ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, serta masih banyak ditemuinya
pelanggaran dalam pemanfaatan sumber daya alam, seperti illegal logging,
illegal fishing, dan illegal mining.Kerusakan ekosistem dan lingkungan hidup
ini terjadi tidak hanya karena aktivitas pemanfaatan sumber daya alam saja,
tetapi juga karena adanya fenomena alam seperti perubahan iklim yang turut
andil dalam bencana banjir di wilayah pesisir, tenggelamnya pulau-pulau kecil,
serta perubahan musim yang memengaruhi pola tanam.Makin menurunnya kuantitas tutupan
lahan hutan dapat mengakibatkan terganggunya siklus hidrologi. Hal itu juga
dapat menyebabkan berkurangnya ketersediaan sumber daya air yang jika dibiarkan
akan menimbulkan krisis persediaan air.
Sebagai permasalahan lingkungan global,
perubahan iklim membawa pengaruh terhadap ketahanan air, pangan, energi, serta
ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan ancaman terhadap sektor-sektor
pembangunan lainnya.Fenomena terjadinya kerusakan serta penurunan ketersediaan
air pada musim kemarau, kekeringan, dan melimpah pada musim hujan yang
mengakibatkan banjir, longsor merupakan sebagian pengaruh perubahan
iklim.Perubahan iklim juga menyebabkan terjadinya pergeseran musim di Indonesia
yang menimbulkan implikasi di berbagai sektor pembangunan seperti pertanian,
perikanan, dan kesehatan.
Permasalahan yang dihadapi di bidang kehutanan
sampai saat ini dalam pengelolaan hutan adalah penataan kawasan hutan yang
belum mantap, belum terbentuknya unit pengelolaan hutan pada seluruh kawasan
hutan, pemanfaatan hutan yang belum berpihak kepada masyarakat, pemanfaatan
hutan yang masih bertumpu pada hasil hutan kayu, pengawasan dan penegakan hukum
terhadap pelanggaran dan pengelolaan hutan yang masih lemah, serta upaya
konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis belum mendapat perhatian
yang memadai. Selain itu, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) juga belum
terpadu. Dalam bidang kelautan permasalahan yang dihadapi antara lain :
1. Masih adanya konflik antar sektor dalam
pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut yang
menyebabkan belum optimalnya manfaat sumber daya ini jika dibandingkan dengan
potensinya.
menyebabkan belum optimalnya manfaat sumber daya ini jika dibandingkan dengan
potensinya.
2. Pengendalian dan pengawasan sumber daya
kelautan dan perikanan terhadap illegal,
unreported and unregulated (IUU) fishing yang masih tumpang tindih antarsektor karena
banyaknya lembaga pengawas (TNI AL, Polair, DKP, Bakorkamla), masih lemahnya
penegakan hukum, serta kurang memadainya sarana dan prasarana yang ada.
unreported and unregulated (IUU) fishing yang masih tumpang tindih antarsektor karena
banyaknya lembaga pengawas (TNI AL, Polair, DKP, Bakorkamla), masih lemahnya
penegakan hukum, serta kurang memadainya sarana dan prasarana yang ada.
3.
Masih adanya pelanggaran dalam pemanfaatan sumber daya alam dan
aktivitas ekonomi yang tidak memperhatikan aspek lingkungan hidup yang
menimbulkan kerusakan, pencemaran, dan penurunan kualitas sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
4.
Kurang memadainya kegiatan mitigasi dan adaptasi terhadap dampak
perubahan iklim pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang rentan.
5. kurangnya pemahaman pentingnya tata ruang
laut dan pulau-pulau kecil.
6.
Belum memadainya sarana dan prasarana di pulau-pulau kecil dan masih
adanya kesenjangan sosial-ekonomi antara pulau besar dan pulau kecil, serta
belum optimalnya pengelolaan pulau-pulau kecil terdepan.
7. Belum memadainya produk riset dan
pemanfaatan hasil riset.
8. Belum memadainya kuantitas dan kualitas
sumber daya manusia.
Permasalahan yang dihadapi untuk bidang energi
dan sumber daya mineral meliputi:
1. Penyediaannya
sangat tergantung kepada minyak bumi
2.
Pemanfaatan potensi energi baru dan terbarukan masih kecil.
3.
Terputus-putusnya (intermittent) ketersediaan sumber daya energi terbarukan.
4.
Biaya investasi pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
sehingga belum dapat bersaing dengan sumber
energi konvensional masih tinggi.
5.
Kepedulian masyarakat mengenai efisiensi energi masih rendah. Di samping itu,
pengusahaan dan penambangan sumber daya energi
dan mineral juga menghadapi beberapa masalah
antara lain :
a. Belum dapat dikembangkannya beberapa
lapangan minyak dan gas bumi baru
b. Masih terbatasnya data bawah permukaan
untuk membuka wilayah kerja migas
baru
c. Kurang tersedianya sumber daya manusia
nasional dan daerah yang kompeten
d. Terbatasnya ketersediaan anjungan
pengeboran (terutama rig untuk offshore) dan
vessel
e. Tumpang tindih lahan dengan kawasan
hutan
f. Belum tersedianya standardisasi harga
dalam pembebasan lahan ketidakpastian
jaminan
dan hukum
g. Masih maraknya pertambangan liar
h. Permasalahan sosial, lingkungan, dan ekonomi
sekitar kegiatan tambang.
Bencana dan permasalahan pengelolaan
lingkungan hidup yang terjadi dewasa ini merupakan akumulasi dari permasalahan
lingkungan yang sudah terjadi 10 hingga 20 tahun yang lalu, terutama bencana
banjir dan kekeringan serta mewabahnya berbagai penyakit akibat terganggunya
tatanan lingkungan. Di sisi lain, laju kerusakan yang terjadi kurang sebanding
dengan upaya pemulihan kerusakan lingkungan dan keadaan ini ditambah lagi
dengan fenomena alam yang kurang menguntungkan akibat permasalahan lingkungan
global sehingga dapat diprediksi permasalahan lingkungan ke depan, terutama
bencana, akan terus terjadi dalam intensitas dan skala yang lebih luas. Hal ini
dapat dicegah atau dikurangi dengan cara yang lebih keras, melalui upaya
mengurangi laju kerusakan dan upaya pemulihan kualitas lingkungan.
Pertambahan jumlah penduduk yang relatif
tinggi membutuhkan infrastruktur dan ruang yang lebih luas. Sementara itu,
pemekaran sejumlah provinsi dan kabupaten/kota akan menciptakan kota-kota baru
yang memerlukan sarana dan prasarana yang dalam proses pembangunannya dapat
menimbulkan persoalan lingkungan bila tidak mengindahkan pelestarian fungsi
lingkungan. Selain itu, berkembangnya institusi pengelola lingkungan di
provinsi dan kabupaten/kota yang baru memerlukan pembinaan dan perhatian yang
cukup besar agar mampu mengatasi persoalan lingkungan yang dihadapi. Pemenuhan
kebutuhan ruang dan lahan akan banyak menimbulkan konflik kepentingan dan
terjadinya perubahan peruntukan dan konversi lahan.
Lahan-lahan produktif akan berubah menjadi
permukiman, sedangkan kebutuhan lahan untuk produksi akan merambah ke wilayah
hutan. Di perkotaan selain masalah volume sampah yang makin meningkat,
permasalahan tempat pembuangan akhir (TPA) akan menjadi persoalan lain yang
dapat menimbulkan konflik. Masalah pencemaran air, udara, lahan, serta bahan
beracun dan berbahaya (B3) dan limbah B3 akan tetap menjadi persoalan
lingkungan utama yang dapat menurunkan kualitas lingkungan yang pada akhirnya
akan berdampak terhadap kualitas hidup masyarakat Beberapa masalah dan
tantangan yang dihadapi dalam upaya penyediaan informasi terkait dengan
perubahan iklim dan bencana alam lain adalah perlunya keberlanjutan pengamatan
dan pengumpulan data secara kontiniu dan terintegrasi, perlunya pemeliharaan
dan kalibrasi seluruh peralatan pengamatan yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia, belum adanya dasar keterpaduan operasional meteorologi, klimatologi,
kualitas udara dan geofisika (MKKuG), adanya tuntutan masyarakat agar pelayanan
informasi MKKuG lebih dikembangkan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat,
termasuk aspek perubahan iklim, dan menjangkau ke semua lapisan masyarakat
secara cepat, terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia bidang
teknis MKKuG untuk mendukung operasional di kantor pusat/daerah, serta
melakukan penelitian dan pengembangan, belum adanya peraturan
perundang-undangan yang mengatur secara utuh tentang penyelenggaraan MKKuG,
belum terlaksananya sosialisasi pengembangan dan evaluasi model iklim kepada
masyarakat, metode diseminasi informasi potensi tsunami, dan produk informasi
MKKuG lainnya.
KESIMPULAN
1. Terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan
kelangkaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia. penyebab kelangkaan Sumber
Daya Alam antara lain: Perbedaan Letak Geografi, Ketidakpedulian Manusia
terhadap Lingkungan, Pengeksploitasian Sumber Daya Alam yang Berlebihan,
Bertambahnya Manusia dibumi, yang Hidupnya Tidak Merata.
2. Kelangkaan
Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam dapat berdampak bagi kelangsungan
hidup manusia.dapat tersebut seperti, keserakahan yang dilakukan manusia serta
terbatasnya kebutuhan manusia.
3. Terdapat
beberapa masalah yang dihadapi dalam pengelolaan Sumber Daya Alam
Seperti,
tingginya laju kerusakan atau degradasi hutan.Demikian juga, masih tingginya
laju kerusakan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, serta masih banyak
ditemuinya pelanggaran dalam pemanfaatan sumber daya alam, seperti illegal
logging, illegal fishing, dan illegal mining.
Kelangkaan SDA
dan Perubahan Iklim sangat berdampak besar bagi kelangsungan hidup manusia atas keserakahan manusia itu sendiri
terhadap Alam. Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan Sumber Daya Alam
Seperti, tingginya laju kerusakan atau degradasi hutan.Demikian juga, masih
tingginya laju kerusakan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, serta masih
banyak ditemuinya pelanggaran dalam pemanfaatan sumber daya alam, seperti
illegal logging, illegal fishing, dan illegal mining. Pengrusakan alam tersebut
akan berdampak pada perubahan iklim, seperti Hujan yg mengakibatkan bencana
banjir, Dikarenakan daerah resapan air seperti pepohonan sudah jarang ditemui.
Dan penurunan penghijauan yang lahan nya dijadikan pabrik-pabrik yang berdampak
akan pemanasan global/perubahan iklim yang ekstrim ini.
Tekanan pada SDA
dan akselerasi iklim yang ekstrim ini akan meningkatkan dampak pada pembangunan
ekonomi dan pertumbuhan di beberapa Negara. Tekanan ekonomi ini akan
menyebabkan perlunya inovasi dalam pertumbuhan inovasi dalam pertumbuhan yang berkelanjutan
dan model ekonomi.
SARAN
Kami mengajak
kalian untuk menjaga kelestarian alam,
melakukan penghijauan dan menghemat sumber daya alam. Karena permasalahan iklim
dan SDA ini timbul karena ulah mannusia sendiri. Maka dari itu jangan pernah
bosan saling mengingatkan satu dengan yang lain nya untuk menjaga alam ini demi
warisan anak cucu kita nanti.
SUMBER:
Ariwibowo Yoga.
2007. Geografi SMA. Jakarta: Ganeca Exact.
Fauzi Akhmad.
2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.