Judul
: PENGARUH ETIKA, KOMPETENSI, PENGALAMAN AUDIT
DAN SITUASI AUDIT
TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL
AUDITOR
Penulis
: Sem Paulus Silalahi
Penerbit
: Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang
Baru, Pekanbaru
4.1
PENDAHULUAN
Skeptisisme perlu diperhatikan oleh auditor profesional agar hasil pemeriksaan laporan keuangan dapat dipercaya oleh orang yang membutuhkan laporan tersebut.
Auditor menggunakan kemahiran profesionalitas skeptisnya, ketika
memberikan opininya.
Agar opini yang
diberikan itu sesuai,
auditor memerlukan
seluruh bukti-bukti yang
kompeten yang cukup
dan untuk memperoleh bukti-bukti
tersebut diperlukan sikap yang
skeptis. Faktor-faktor yang mempengaruhi
skeptisisme profesional
auditor pada kantor akuntan publik menyebutkan bahwa
ada beberapa faktor yang
diantaranya
adalah
sikap etis, pengalaman
auditor, situasi audit, kompetensi, independensi auditor dan profesional
auditor (Loebbeck,et
al,1984). Dalam praktik auditing
yang dilakukan
oleh akuntan publik, sebagian masyarakat masih meragukan tingkat skeptis yang dimiliki oleh
auditor sehingga berdampak
pada keragu-raguan.
4.2 Rumusan
Masalah
Bagaimana memperoleh bukti empiris tentang pengaruh etika skeptisisme professional, pengaruh terhadap kompetensi terhadap skeptisisme professional ?
Bagaimana memperoleh bukti empiris tentang pengaruh etika skeptisisme professional, pengaruh terhadap kompetensi terhadap skeptisisme professional ?
4.3 Tujuan penelitian
untuk memperoleh bukti empiris dan menemukan kejelasan fenomena tentang pengaruh etika terhadap skeptisisme professional, pengaruh kompetensi terhadap skeptisisme professional, pengaruh pengalaman audit terhadap skeptisisme profesional serta untuk pengaruh situasi audit terhadap skeptisisme profesional.
untuk memperoleh bukti empiris dan menemukan kejelasan fenomena tentang pengaruh etika terhadap skeptisisme professional, pengaruh kompetensi terhadap skeptisisme professional, pengaruh pengalaman audit terhadap skeptisisme profesional serta untuk pengaruh situasi audit terhadap skeptisisme profesional.
Manfaat penelitian adalah Bagi Kantor Akuntan Publik, agar
auditor dapat
mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi skeptisisme profesional
auditor , Bagi dunia akademis, hasil penelitian
diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengembangkan ilmu perilaku terutama tentang skeptisisme audit serta Bagi
masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada akuntan publik dalam melaksanakan audit.
4.4 Alat Analisis
a)
Analisis Data Statistik Deskriptif Variabel
b)
Analisis Uji Asumsi
Klasik
c)
Analisis Regresi
Teknik Analisis Data
Analisa
data menggunakan regresi berganda
(multiple regression) menganalisis
pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen
dengan bantuan
SPSS
(Statistical Product Service Solution)
versi 17. Kemudian dilakukan pengecekan dengan menggunakan plot data untuk melihat adanya data
linier atau tidak linier. Persamaan regresi yang digunakan
adalah
:
Y
= a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + e
Metode Pengujian Kualitas Data
1. Uji Validitas Data
2. Uji Reliabilitas
Data
3. Uji Normalitas
Data
4. Uji Asumsi Klasik
a)
Multikolinieritas
b) Heteroskedastisitas c) Autokorelasi
Pengujian Hipotesis
Pengujian-pengujian tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut :
1.
Pengujian
Hipotesis 1
Hipotesis
penelitian yang akan diuji :
Ha1 = Etika
memiliki pengaruh
terhadap
skeptisisme professional
auditor.
Ho1 = Etika
tidak memiliki pengaruh terhadap skeptisisme
professional
auditor.
2.
Pengujian
Hipotesis 2
Hipotesis
penelitian yang akan diuji
:
Ha2 = Kompetensi
memiliki pengaruh
terhadap skeptisisme professional auditor.
Ho2 = Kompetensi tidak memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional
auditor.
3.
Pengujian
Hipotesis 3
Hipotesis
penelitian yang akan diuji
:
Ha3 = Pengalaman memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor.
Ho3 = Pengalaman tidak memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor.
4.
Pengujian
Hipotesis 4
Hipotesis
penelitian yang akan diuji
:
Ha4 = Situasi audit memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor.
Ho4 = Situasi audit tidak memiliki pengaruh terhadap skeptisisme professional auditor.
4.5
Data/ Variabel
Data adalah sekumpulan bukti dan fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu.
Jenis data penelitian ini adalah
data
subjek (self report data). Data
subjek berarti jenis data penelitian berupa
opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik seseorang atau
kelompok orang yang menjadi subjek
penelitian (responden),
(Nurindriantoro &
Supomo, 2002:145).
Jenis data yang
penulis yang
ingin dikumpulkan terdiri dari :
a) Data Primer, yaitu data mentah yang perlu diolah kembali,
yang diambil langsung dari objek penelitian, dalam hal ini diperoleh
langsung dari responden atau
sumber asli dalam bentuk kuisioner.
b) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku direktori IAI 2011, literatur-literatur serta hasil
perkuliahan yang diperoleh yang berhubungan dengan penelitian ini.
Metode pengumpulan
data yang dilakukan
oleh penulis yaitu
:
a
) Metode Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya-jawab dengan pihak- pihak
yang terkait selanjutnya
diklarifikasi berdasarkan bentuk tanggapan
atas pertanyaan tersebut dengan mengajukan kuesioner kepada subjek
penelitian (responden)
b ) Metode kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data mengenai etika, kompetensi,
pengalaman auditor, resiko auditor dan
skeptisisme profesional auditor.
4.6
Hasil / Kesimpulan
Kuisioner dan Demografi
Jumlah
kuesioner yang disebar adalah sejumlah 84 kuesioner. Dari seluruh kuesioner yang disebar jumlah kuesioner yang kembali berjumlah 75 kuesioner
(89,28%) dan jumlah kuesioner yang tidak mendapat respon sebesar 9 kuesioner
(10,72%). Dari kuesioner yang kembali kuesioner yang bisa diolah adalah 72 kuesioner (85,71%) dan
3 kuesioner (3,57%) tidak
bisa diolah karena
dikembalikan dengan
keadaan
kosong.
Kuesioner yang
tidak
mendapat
respon pada penelitian
ini dikarenakan
oleh:
1.
Kantor Akuntan Publik sudah pindah alamat, sehingga kuisioner yang dikirim melalui pos dikembalikan
kepada peneliti
2.
Kesibukan aktivitas auditor di Kantor Akuntan Publik, sehingga responden
tidak
memiliki waktu untuk mengisi kuesioner yang
disampaikan.
3.
Kantor Akuntan Publik sudah tutup.
Analisis
Data Statistik Deskriptif Variabel
Analisis data
dilakukan terhadap 72 jawaban responden yang memenuhi kriteria
untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Data yang
diolah
merupakan hasil rata- rata
jawaban responden dari data yang diolah merupakan hasil rata-rata
jawaban responden dari etika, kompetensi, pengalaman audit, situasi audit sebagai variabel
independen dalam penelitian,
terhadap Skeptisisme
profesional
auditor yang
menjadi variabel dependen dalam
penelitian
ini:
Pengujian
Kualitas
data
1. Uji
Validitas Data
2. Uji
Reliabilitas
Data
Analisis
Uji Asumsi Klasik
Multikolinearitas
1.
Uji Heterokedastisitas
2.
Uji Autokorelasi
Analisis
Regresi
Dalam penelitian
ini digunakan
suatu model analisis
regresi berganda, yaitu menggunakan variabel etika, kompetensi, pengalaman, situasi
audit dalam menjelaskan variabel
skeptisisme profesional audit
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang
dilakukan pada bagian
sebelumnya dapat
diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1.
Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel IV.16 diperoleh koefisien
etika
sebesar 0,744
yang menunjukkan adanya
pengaruh
positif antara etikan
terhadap skeptisisme profesional
auditor. Semakin
tinggi tingkat kesadaran
etis atau
tidak etisnya tindakan yang dipakai dalam pengambilan
keputusan maka akan semakin tinggi skeptisisme
profesional auditor. Untuk mengetahui
perbandingan signifikansi variabel etika, hasil uji t diperoleh
sebagai
berikut : Thitung
= 3.536
Ttabel = 1.993
Thitung >
ttabel, Ha diterima, Ho ditolak
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini mendukung
hipotesis pertama yaitu etika berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme
profesional
auditor.
2.
Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel IV.16 diperoleh koefisien
kompetensi sebesar
0,304
yang menunjukkan adanya
pengaruh positif antara
kompetensi terhadap skeptisisme profesional
auditor. Semakin
bertambah kompetensi seseorang dalam bidang auditing maka akan semakin tinggi
skeptisisme profesional auditor.
Untuk mengetahui perbandingan signifikansi
variabel pengalaman, hasil uji t
diperoleh sebagai berikut :
Thitung = 2.031
Ttabel = 1.993
Thitung >
ttabel, Ha diterima, Ho ditolak
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini mendukung
hipotesis
pertama yaitu
kompetensi berpengaruh
signifikan terhadap
skeptisisme profesional auditor.
3.
Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel IV.16 diperoleh koefisien
pengalaman sebesar 0,964 yang menunjukkan adanya
pengaruh positif antara
pengalaman terhadap skeptisisme
profesional auditor.
Semakin
lama pengalaman seorang
auditor maka akan semakin tinggi
skeptisisme profesional
auditor. Untuk mengetahui perbandingan
signifikansi variabel pengalaman,
hasil uji t
diperoleh sebagai
berikut :
Thitung = 2.003
Ttabel = 1.993
Thitung >
ttabel, Ha diterima, Ho ditolak
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini mendukung
hipotesis
pertama yaitu
pengalaman
berpengaruh
signifikan terhadap
skeptisisme profesional auditor.
4.
Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel IV.16 diperoleh koefisien
etika
sebesar 2,081
yang menunjukkan adanya
pengaruh positif antara situasi
audit terhadap
skeptisisme profesional auditor. Semakin besar resiko dalam
situasi
audit maka
seorang
auditor akan
semakin tinggi skeptisisme profesional
auditor. Untuk mengetahui perbandingan signifikansi variabel pengalaman,
hasil uji t
diperoleh sebagai
berikut :
Thitung = 7.470
Ttabel = 1.993
Thitung >
ttabel, Ha diterima, Ho ditolak
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini mendukung
hipotesis pertama yaitu situasi
berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor.
TEORI
:
a)
Kode Etik Profesi AICPA (Arens, 2003) menjadi standar umum perilaku yang
ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus dilakukan.
b) Etika dalam profesi merupakan
karakteristik suatu profesi yang
membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya
(Murtanto dan Marini 2003). Kode Etik Profesi AICPA (Arens, 2003) menjadi standar umum perilaku yang ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus dilakukan.
c )
Pengalaman Auditor Dalam Auditing
Standar umum pertama dari standar auditing Seksi 210 (paragraf 01) menyatakan bahwa
audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan penelitian teknis
yang cukup sebagai auditor.
d
) Skeptisisme Auditor
Dalam standar profesi Akuntan Publik (SPAP, 2011), menyatakan bahwa, Skeptisisme profesional
auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran yang
selalu mempertanyakan
dan
melakukan evaluasi
secara kritis terhadap
bukti audit. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia
(2008), skeptisisme itu berasal
dari kata skeptis yang
memiliki artti kurang
percaya atau bersikap ragu-ragu.
e ) Skeptisisme
Profesional Auditor dalam Auditing Standar umum ketiga dari standar auditing menyatakan
bahwa :Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan
cermat dan seksama (SA Seksi 230, Paragraph 01).
f
) Kompetensi Standar umum pertama
(SA seksi 210 dalam SPAP 2011)
menyebutkan bahwa audit harus
dilaksanakan oleh
seorang atau
lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2011) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan
cermat
dan seksama
(due professional
care).
DAFTAR
PUSTAKA
Arens, Alvin A and Loebbecke,James K. Auditing: An Integrated Approach. 7’th
edition.
Ney
Jersey: Prentice-Hall,
1997
.
2002.
“Perlukah
Aturan Baru
untuk
Akuntan
dan KAP” Warta
Ekonomi, 24 Desember
Arens, Alvin A and Loebbecke,James K. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi
Indonesia. Jakarta :Salemba Empat.
Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam).2002.
Siaran Pers Badan Pengawas
Pasar Modal,
27 Desember 2001
Boynton, W.C,
Jhonson,
R.N
and Kell, W.G. 2001. Modern
Auditing
7th
Edition.Amerika : John Wiley & Sons, Inc.
Glezen, dan Taylor. 2010. Auditing Intergrated Concept and Procedures. Second
Edition. New
York;
John Wiley & Sons.
Hunt, S.D., and
L. Chonko.
1984.
Ethical Problem
of
Advertising
Agency
Axexcutives. Journal of Advertising 16
(4): 16-25.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba
Empat.
Kell, Walter G and Boynton, William C. 1992. “Modern Auditing. Canada.” John
Wiley & Son.
Khayrurrijal.2009. “Jalan Menuju Skeptisisme Profesional
Auditor”. FIB.UI
Konrath.2005. “Komputerisasi Auditing dan Modul Akuntansi.” Jakarta.
Lampe, S.C.
and D.W.
Finn. 1992. “A
Model
of
Auditors
Ethical Decesion
Process Auditing”. Journal
of Practice and
Theory.
pp 33-39.
Maghfirah dan Syaril.2008. Hubungan Skeptisisme Professional Audit dan Situasi
Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan
Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik. Simposium
Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Nurindriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi
dan Manajemen. BPFE: Yogyakarta.
Purwanto
Suharyadi.2008.
Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern.
Buku
2. Jakarta:
Salemba Empat
Santoso Singgih.2001. Buku Latihan SPSS: Statistik Parametrik.Cetakan
2.
Jakarta:Gramedia
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), per 31 Maret 2011. Salemba Empat.
Jakarta.
Tubbs M. Richard. 1992. The effect of experience on the auditors organizations
and amount of knowledge. Journal of The Accounting Review. Vol 67.
No.4. Hal 786.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar