4.
Kewiraswastaan dan Perusahaan Kecil
Kewiraswastaan
(Enterpreneurship)
adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk beresiko dengan
menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu
perusahaan dan menjadikannya berhasil. Melalui upaya yang dijalankannya,
yang bersangkutan merencanakan dan mengharapkan kompensasi dalam bentuk
keuntungan di samping juga kepuasan. Bidang usaha atau perusahaan yang dibangun
oleh seseorang dengan kepribadian tertentu (wiraswastawan/entrepreneur) sebagai
alternative penyediaan lapangan kerja, minimal bagi si pemilik modal itu, kita
sebut wiraswasta.
Wiraswasta
Pengertian wiraswastawan
menunujuk kepada pribadi tertentu yang secara kualitatif lebih dari kebanyakan
manusia pada umumnya, yaitu pribadi yang memiliki kemampuan untuk :
- Berdiri
diatas kekuatan sendiri
- Mengambil
keputusan untuk diri sendiri
- Menetapkan
tujuan atas dasar pertimbangannya sendiri
- Mengambil
resiko
- Tegas
- Memperhatikan
lingkungan sosial
untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi semua orang
Peranan
wiraswastawan
- Memimpin
usaha secara teknis maupun ekonomis dengan berbagai aspek fungsional
- Mencari
keuntungan bisnis
- Membawa
perusahaan ke arah kemampuan
- Memperkenalkan
hasil produksi baru
- Memperkenalkan
cara produksi yang lebih maju
- Membuka
pasar
- Merebut
sumber bahan mentah maupun bahan setengah jadi
- Melaksanakan
bentuk organisasi perusahaan yang baru
Unsur
penting wiraswasta
Dalam
wiraswasta ada beberapa unsur penting yang satu sama lainnya saling terkait.
Unsur-unsur tersbut adalah :
- Unsur pengetahuan
Mencirikan tingkat penalaran yang
dimiliki seseorang. Pada umumnya unsur pengetahuan banyak ditentukan oleh
tingkat pendidikan orang bersangkutan.
- Unsur keterampilan
Pada umumnya diperoleh melalui latihan
dan pengalaman kerja nyata. Wiraswastawan yang dilengkapi keterampilan tinggi
akan mempunyai keberhasilan yang lebih tinggi.
- Unsur kewaspadaan
Merupakan paduan unsur pengetahuan dan
sikap mental dalam menghadapi keadaan yang akan datang. Kewaspadaan berkaitan
dengan pemikiran atau rencana tindakan untuk menghadapi sesuatu yang mungkin
terjadi atau diduga yang akan dialami.
2.
PERUSAHAAN KECIL DALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Perusahaan
kecil memegang peranan penting dala komunitas perusahaan swasta. Pengalaman di
beberapa Negara maju (Amerika, Inggris, Jepang, dan sebagainya) menunjukka
bahwa komunitas perusahaan kecil memberikan kontribusi yang perlu
diperhitungkan di bidang produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan lain
sebagainnya. Seringkali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang
merupakan terobosan penting dala kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan.
Perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General Elektrik, IBM, PT
ASTRA International, dan lain-lain, yang pada mulanya adalah perusahaan kecil.
Dengan kiat-kiat tertentu dari pelaku bisnis, perusahaan kecil dapat berkembang
dengan pesat menjadi perusahaan raksasa.
3.Perkembangan franchising di Indonesia
Waralaba
(franchise) sebenarnya merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal
oleh dunia, dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh perusahaan mesin
jahit Singer di Amerika Serikat, pada tahun l851, yang kemudian diikuti oleh
General Motors Industry pada tahun l898.
Dalam
perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di
tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis
(business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua.
Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negeri asalnya, Amerika
Serikat menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai
bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS.
Sedangkan di Kerajaan Inggris (UK) berkembangnya waralaba dirintis oleh J Lyons
melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada dekade 60-an.
Format bisnis
waralaba memang tak dapat dipungkiri eksistensinya dan digemari oleh
pengusaha-pengusaha mengingat kecilnya risiko kegagalan yang mungkin timbul
dalam menjalankan usaha khususnya bagi pengusaha-pengusaha pemula. Bahkan
dibanyak negara, kegagalan usaha yang mempergunakan format bisnis waralaba
prosentasenya tidak lebih dari satu digit.
Di Indonesia,
waralaba sebagai format bisnis mulai dikenal pada awal dekade 80-an, seiring
masuknya waralaba asing disektor usaha rumah makan siap saji (fast food chain
restaurant) antara lain, KFC, Pioneer Take Out, Texas Church, dan lain-lainnya.
Jaringan bisnis ini berkembang sangat pesat dalam waktu yang singkat, bahkan
menurut data di Deperindag RI hingga tahun l997 (sebelum terjadinya Krisis
Moneter) telah terdaftar lebih dari 250 perusahaan sebagai penerima waralaba
(franchisee) dari suatu waralaba asing, dan tersebar di beberapa bidang usaha,
antara lain;
1)
rumah makan/restoran
2)
jasa pemasaran
3)
hotel
4)
toko buku dan toko cindera mata
5)
minimarket
6)
persewaan kendaraan
7)
pusat kebugaran dan perawatan tubuh
8)
penata rambut, salon kecantikan, dll.
Di sisi lain, perusahaan lokal yang telah
mengembangkan usahanya dengan mempergunakan format bisnis waralaba jumlahnya
tidaklah sebanyak waralaba asing banyak atau hanya sekitar 10 persen dari
jumlah waralaba asing yang ada di Indonesia. Perusahaan lokal tersebut antara
lain; Es Teller 77, CFC, ILP, LIA, Lutuye Salon, Rudy Hadisuwarno, Indomaret
dan lain-lainnya.
Sebagaimana
diuraikankan dimuka, Waralaba sebagai format bisnis mulai di kenal di Indonesia
pada awal tahun 1980, dibidang Restoran Siap Saji ( Fast Food Restaurant ),
seperti KFC, Pioneer Take out. Sedangkan Franchise (waralaba) generasi pertama
yang cenderung disebut lisensi memang telah lebih dahulu dikenal, antara lain
seperti; Coca-cola, obat-obatan,dsb.
Perkembangan
Waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat.
Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai
penerima waralaba ( franchisee ) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui
master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima
waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramid atau sistem sel suatu
jaringan format bisnis waralaba berekspansi.
Bahkan dari data
Deperindag RI, hingga tahun 1997 telah tedaftar sekitar 250 perusahaan penerima
Waralaba dimana hampir 70 persennya bergerak di bidang restoran siap saji.
Pesatnya
perkembangan Waralaba daerah perkotaan di Indonesia, karena didukung oleh
jumlah populasi yang tinggi dan daya beli yang baik, disamping pola makan
masyarakat bisnis (middle-up) yang cenderung makan diluar rumah.
·
Berikut ini adalah definisi dari istilah – istilah tersebut berdasarkan PP
No.16 Tahun 1997, yaitu;
a)
Pemberi Waralaba
Adalah badan
usaha atau peorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan
dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas
usaha yang dimiliki pemberi waralaba.
b)
Penerima Waralaba
Adalah badan
usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha
yang dimiliki pemberi waralaba.
Penerima Waralaba Utama
Adalah penerima
waralaba yang melasanakan hak membuat perjanjian Waralaba Lanjutan yang di
peroleh dari pemberi waralaba.
c)
Penerima Waralaba Lanjutan
Adalah badan
usaha atau perorangan yang menerima hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan
hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki
pemberi Waralaba melaui penerima waralaba utama.
d)
Perjanjian Waralaba
Adalah
perjanjian secara tertulis antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba.
e)
Perjanjian Waralaba Lanjutan
Adalah
perjanjian secara tertulis antara Penerima Waralaba Utama dengan Penerima
Waralaba Lanjutan.
4. Ciri-ciri perusahaan kecil
Secara
umum perusahaan kecil mengacu pada ciri-ciri berikut :
- Manajemen berdiri sendiri.
Biasanya
para manajer perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan predikat yang disandang
mereka memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan.
- Investasi modal terbatas.
Pada
umumnya modal perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok
kecil pemilik, karena jumlah modal yang diperlukan relative kecil.
- Daerah operasinya lokal.
Dalam
hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang berdekatan
dengan letak perusahaan.
- Ukuran secara keseluruhan
relative
kecil ( penyelenggara di bidang operasinya tidak dominant)
Keuntungan perusahaan
kecil
- Kebebasan
dalam bertindak mengacu pada fleksibilitas gerak perusahaan dan
kecepatannya dalam mengantisipasi perubahan tuntutan pasar. Hal ini lebih
memungkinkan dalam perusahaan kecil karena ruang lingkup layanan
perusahaan relative kecil, sehingga penyesuaian terhadap adopsi teknologi
yang sesuai dengan kebutuhan pasar dapat dilaksanakan dengan cepat.
- Penyesuaian
dengan kebutuhan setempat dapat berjalan lebih baik terutama karena
dekatnya perusahaan dengan masyarakat setempat, keeratan hubungan dengan
pelanggan, serta fleksibilitas penyesuaian volume usaha dalam kaitannya
dengan tuntutan perubahan selera pelanggan.
Kelemahan perusahaan
kecil
Perusahaan
dengan ukuran apa saja (Besar, sedang, maupun kecil) selalu mengadung resiko.
Perusahaan kecil lebih mudah terpengaruh oleh perubahan situasi, kondisi
ekonomi, persaingan, dan lokasi yang buruk. Kelemahan perusahaan kecil yang
terutama berkaitan dengan spesialisasi, modal dan jaminan pekerjaan terhadap
karyawannya.
Mengembangkan
perusahaan kecil
Untuk
mengembangkan perusahaan diperlukan pertimbangan yang matang terhadap tiga hal:
profil pribadi ( dalam kaitannya dengan kelayakan kredit, referensi-referensi,
perincian pengalaman perusahaan), profil perusahaan ( dalam kaitannya dengan
sejarah, analisis tentang para pesaing dan pasar, startegi persaingan dan
rencana opersai, rencana arus uang kontan dan analisis pulang rokok ) serta
paket pinjaman ( dalam kaitannya dengan jumlah yang diminta, jenis pinjaman
yang diminta, alasan pembenaran, jadwalan pembayaran kembali- dan
ketentuan-ketentuan pembayaran ). Pertimbangan yang matang untuk mengembangkan
perusahaan, memerlukan kejelian yang terkait erat dengan kemampuan manajemen,
pemenuhan kebutuhan modal, pemilihan bentuk kepemilikan perusahaan dan strategi
untuk memenangkan persaingan pasar.
Kegagalan perusahaan kecil
Banyak
faktor yang menyebabkan terjadinya
kegagalan dalam perusahaan kecil. Sebagian penyebab kegagalan telah disebutkan
seperti kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya modal, kurangnya kemampuan
dalam promosi penjualan, ketidakmampuan untuk menagih piutang yang macet,
penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan zaman, kurangnya perencanaan
perusahaan, permasalahan kecakapan pribadi, kesalahan pemilihan bidang usaha,
dana lain-lain.
Perbedaan kewirausahaan dan Bisnis
kecil
Banyak
guru , dosen ataupun pengusaha , berpendapat bahwa kewirausahaan dan bisnis
kecil itu berbeda , padahalsama sekali tidak ada perbedaan nya, kenapa??
Karena antara kewirausahaan dan bisnis kecil :
1.
Mereka sama-sama berbisnis
2.
Pengukuran potensi bisnis sama
3.
Kapasitas dan varietas bisa dikatakan
hampir sama karena membuat lapangan kerja
4.
Unsur permodalan hanya dilihat dari sudut
pandang yang berbeda ketika memulai dan dimulai
5.
Jiwa enterpreneur yang dimiliki sama
6.
Ujung pangkalnya adalah pengembangan
potensi enterpreneur sejatinya, apakah langgeng atau
tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar